JIWAKU DIPONEGORO

BAB I

PENDAHULUAN

v    SEJARAH PANGERAN DIPONEGORO

Ø  MASA REMAJA PANGERAN DIPONEGORO

Raden Mas Ontowiryo itulah nama kecil dari Pangeran Diponegoro.Beliau lahir pada tanggal 11 November 1785 di Yogyakarta. Raden Mas Ontowiryo adalah putra sulung dari Sultan Hamengkubuwana III seorang raja Mataram Yogyakarta dan ibunya bernama R.A.Mangkarawati yaitu seorang garwa ampeyan(istri non permaisuri). Nama Raden Mas Ontowiryo kemudian diganti menjadi Diponegoro dan ditambahi dengan gelar pangeran baru setelah ayahnya yaitu Sultan Hamengkubuwana III naik tahta pada tahun 1812. Mekipun Pangeran Diponegoro adalah putra dari seorang raja, namun beliau dibesarkan diluar  keraton. Pangeran Diponegoro kecil diasuh oleh nenek buyutnya yaitu Kanjeng Ratu Ageng yang merupakan istri dari Sultan Hamengkubuwana I. Setelah Sultan Hamengkubuwan I wafat, Kanjeng Ratu Ageng dan Pangeran Diponegoro kecil tinggal di Tegalrejo, adalah sebuah desa terpencil yang jaraknya beberapa kilometer arah barat daya Istana Yogyakarta. Bersama dengan nenek buyutnya Pangeran Diponegoro dididik selayaknya bangsawan jawa dan juga dibekali dengan ketaatan akan agama. Pangeran Diponegoro masuk pesantren pada usia 8 tahun.

1

Saat menginjak usia remaja Pangeran Diponegoro sering menyamar dan bergabung dengan para santri pondok  pesantren yang ada di wilayah pedesaannya di Tegalrejo.

Beliau juga suka melakukan hal seperti mengembara, masuk keluar hutan dan tinggal di Goa-Goa                                                 

untuk bertapa. Dikarenakan pada saat itu adalah masa dari pemerintahan Sultan Hamengkubuwana II dimana saat itu masyarakat Yogyakarta masih diliputi dengan suasana kemenangan perang Mangkubumi, maka usaha untuk merperdalam ilmu kanuragan, keterampilan bermain senjata, menunggang kuda dan juga landasan laku batin seperti tirakat, puasa, dan bertapa di Goa dan saat itu juga mendapat tempat khusus dikalangan anak muda. Banyak anak muda yang berduyun-duyun masuk pesantren meskipun hanya ikut-ikutan. Sesuai dengan kondisi dan zamannya saat itu, Pangeran Diponegoro muda pun tidak terlepas dengan kebiasaan tersebut dan pola hidup itu menjadi pola umum yang berlaku dikalangan pemuda pada saat zaman itu. Pangeran Diponegoro sendiri menguasai ilmu kepemimpinan, ilmu hukum,ilmu tarikh islam dan filsafat secara mendalam. Pada tahun 1803 nenek  buyutnya yaitu Kanjeng Ratu Ageng meninggal dunia, dan Pangeran Diponegoro yang saat itu masih berusia 18 tahun harus melanjutkan tugas neneknya untuk mengatur daerahnya yaitu Tegalrejo. Pada masa-masa berikutnya Pangeran Diponegoro banyak bertemu dengan perbincangan agama dan juga sering keluar masuk pondok pesantren.

Ø  MASA PENANGKAPAN

Saat Pangeran Diponegoro sudah menginjak usia dewasa ayahnya Sultan Hamengkubuwana III ingin mengangkatnya menjadi raja, namun Pangeran Diponegoro menolaknya karena ibunya bukanlah permaisuri. Diponegoro juga mengungkapkan bahwa dia lebih suka tinggal di Tegalrejo bersama dengan masyarakat disana. Dia lebih tertarik dengan kehidupan agama dan hidup merakyat di Tegalrejo.

Disisi lain setelah kekalahan belanda dalam peperangan Napoleon, Belanda mulai kesulitan dalam perekonomian, dan untuk menutup kekosongan keuangan belanja mulai memberlakukan sistem pajak, pedagangan monopoli di wilayah jajahannya di Hindia Belanda. Dan untuk  meningkatkan kekuasaan perekonomiannya Belanda mulai menguasai kerajaan di nusantara diantaranya adalah kerajaan Yogyakarta.

Perang Diponegoro berawal ketika Sultan Hamengkubuwana IV wafat da di gantikan oleh kemenakannya Sultan Hamengkubuwana V yang saat itu masih berusia 3 tahun dan dia diangkat menjadi raja, namun dalam praktiknya kekuasaan kerajaan di pegang oleh Patih Danuredjo yang merupakan pemuda yang tunduk pada pihak Belanda.

Pangeran Diponegoro mulai marah saat mengertahui pihak Belanda memasang patok  milik Pangeran Diponegoro yang ternyata adalah makam dari leluhur Panngeran Diponegoro.

 Selain itu beliau juga merasa tidak tahan dengan sikap Belanda yang tidak menghargai adat istiadat keraton dan juga mengeksploitasi rakyat dengan membebani dengan pajak.

Disaat itu juga beliau memutuskan untuk perang melawan pihak Belanda. Sikap itu mendapat dukungan dari rakyat tegalrejo dan Mangkubumi pamannya. Pangeran Diponegoro dan keluarga mulai bersembunyi dan membuat markas di Goa Selarong yang terletak lima kilometer arah barat Bantul. Perlawanan Diponegoro itu dinamakan dengan perang sabil yaitu perang melawan kaum kafir. Semangat perang sabil terus dikobarkan oleh Pangeran Dipnegoro dan membawa pengaruh luas diwilayah kedu dan pacitan dan bahkan seorang tokoh agama di Surakarta yang bernama Kyai Maja pun ikut bergabung.

Selama perang Belanda banyak mengalami kerugian, dan membuat pengumuman bahwa yang menemukan Pangeran Diponegoro dalam keadaan hidup atau mati akan mendapat hadiah 50.000 gulden.

Namun seiring berjalannya perang, Belanda membuat taktik licik dengan menghasut pasukan pendukung Pangeran Diponegoro agar mau bergabung dengan pihak Belanda. Dan akhirnya satu persatu  pasukan pendukung Pangeran Diponegoro mulai menyerah dengan pihak Belanda termasuk dengan putranya yaitu Dipokusumo. Melihat keadaan ini Pangeran Diponegoro mulai tertekan dan pihak Belanda menawarinya untuk melakukan peretemuan dengan pihak Belanda.

Pangeran Diponegoro menyetujui melakukan pertemuan dengan pihak Belanda tapi dengan syarat Belanda tidak akan menipunya dan menangkapnya.

Tanggal 16 Februari 1830 Pangeran Diponegoro bertemu dengan Kolonel Cleerens di Remo, Kamal, Bagelen, Purworejo. Kolonel Cleerens mengusulkan agar Pangeran Diponegoro dan pasukannya berdiam di Menoreh sambil menunggu kedatangan Gubernur Jendral Markus De Kock dari Batavia.

Tanggal 28 Maret 1830 Pangeran Diponegoro menemui jenderal De Kock di Magelang, De kock memaksa melakukan perundingan dan mendesak untuk menghentikan peperangan, namun Pangeran Diponegoro menolaknya. Tetapi Belanda mengingkari janjinya dan sudah menyiapakan penyergapan secara rinci kepada Pangeran Diponegoro, dan saat itu juga Pangeran Diponegoro ditangkap.

Ø  MASA PEMBUANGAN

·         Saat di tangkap pada tanggal 28 Maret 1830, pada saat itu juga Pangeran Diponegoro diasingkan ke Ungaran, dan kemudian dibawa ke Gedung Karesidenan Semarang.

·         Pada tanggal 5 April Pangeran Diponegoro langsung dibawa ke Batavia menggunakan kapal pollux.

·         Pada tanggal 11 April Pangeran Diponegoro sampai di Batavia dan ditahan di Stadhuis( sekarang adalah gedung museum  fatahillah) sambil menunggu keputusan dari Gubernur Jendral Van den Bosch

·         Pada tanggal 30 April keputusan pun keluar, Pangeran Diponegoro disekap di penjara bawah tanah Stadhuis sebelum dibuang ke Menado. Kemudian Pangeran Diponegoro, Raden Ayu Retnaningsih, Tumenggung Diposono dan istrinya serta pengikut lainnya seperti Mertoleksono, Banteng Wereng, dan Nyai Sotaruno di pindahkan lagi ke Menado.

·         Pada tanggal 3 Mei 1830, Pangeran Diponegoro beserta rombongannya diberangkatkan ke Menado dengan menggunakan kapal Pollux dan ditahan di Benteng Amsterdam.

·         Pada tahun 1834 Pangeran Dipoegoro dan rombongannya dipindahkan ke Benteng Rotterdam, Makasar, Sulawesi Selatan.

·         Pada tanggal 8 Januari 1855 Pangeran Diponegoro wafat dan kemudian dimakam kan di kampong jawa Makasar.

BAB II

PERMASALAHAN 

1.Bagaimana nilai-nilai perjuangan Pangeran Diponegoro dapat diinternalisasikan pada saat ini dan akan datang?

BAB III

PEMBAHASAN

Pangeran Diponegoro adalah salah satu  pahlawan nasional yang telah berjasa untuk Bangsa Indonesia. Perjuangannya dalam menentang kekejaman pihak Belanda dalam menegakan kebenaran dan keadilan. Meskipun harus mengorbankan nyawanya dan meski orang terdekatnya jatuh dan menyerah. Namun Pangeran Diponegoro tetap maju demi melawan kebatilan di negeri ini akibat ulah dari  pihak Belanda.Itu adalah bukti nyata bagaimana sulitnya perjuangan Pangeran Diponegoro dulu dalam melawan pihak asing yang ingin menguasai bangsa ini.Dan bukti perjuangan  itu dapat kita jadikan referensi  bersama-sama untuk saling bergotong royong dan bersatu menjadi warga negara yang berani dan rela  dalam menumpas ketidakadilan. Semasa Belanda dengan aksi liciknya mengeksploitasi rakyat Indonesia dengan memberlakukan sistem pajak dan monopoli perdagangan, pangeran diponegoro berdiri didepan dan dengan tegas menolak dan manyatakaan perlawanan kepada Belanda. Sikap itu seharusnya kita jadikan acuan untuk bersama-sama menentang ketidakadilan yang mungkin terjadi saat ini dinegeri ini. Banyak nilai-nilai perjuangannya yang dapat kita teladani dan kita wujudkan bersama dalam mewujudkan kemakmuran Bangsa ini. Keteguhannya dalam menentang pihak asing dapat kita jadikan contoh untuk bagaimana kita mempertahankan ideologi bangsa Indonesia dari ancaman pihak asing yang hendak merapuhkan ideologi Bangsa Indonesia.

 Semangatnya yang pantang menyerah dalam menumpas kebatilan dapat kita jadikan acuan untuk bersatu dalam menjujung harkat dan martabat bangsa Indonesia agar dapat menjadi bangsa yang disegani untuk saat ini dan masa yang akan datang.

Simbol perjuangan Pangeran Diponegoro dalam mempertahankan budaya jawa dalam adat keraton yang telah melekat dalam jatidirinya dapat kita jadikan acuan untuk terus bersama-sama yang dalam mempertahankan dan melestarikan warisan budaya Indonesia yang sebegitu banyaknya dari ancaman pihak luar yang ingin merampas budaya milik Indonesia. Perjuangan Pangeran Diponegoro sangatlah berarti untuk bangsa Indonesia. Dari perjuangan-perjuangan itu bangsa Indonesia dapat belajar dari masa lalu dan dapat membawa perubahan besar untuk masa yang akan datang. Pangeran Diponegoro telah membuktikan bahwa beliau telah melewati masa-masa sulit dalam mempertahankan bangsa Indonesia dari pihak asing.Dan perjuangan Pangeran Diponegoro ini haruslah kita jadikan pelajaran bersama dalam membangun dan mewujudkan bangsa Indonesia yang adil dan makmur. Sekaligus dapat kita jadikan referensi dalam mendidik anak bangsa agar mempunyai jiwa pemimpin dan nasionalis yang tinggi untuk membawa perubahan yang positif bagi bangsa ini demi terwujudnya kesejahteran bersama. Jika kita menjunjung tinggi panji-panji Diponegoro dan meneladani perjuangannya mulai  dari saat ini maka dampak nya akan terasa  pada masa yang akan datang, yaitu kita dapat melihat persatuan dinegeri yang berujung pada terciptanya kemakmuran dan kesejahteraan masyarakat Indonesia. Meskipun sulit tapi Pangeran Diponegoro telah membuktika bahwa dengan bersatu saling bantu membantu dan saling percaya pastilah bisa.

Dengan bukti itu bertambah lagi referensi kita bahwa rasa persatuan dan kesatuan harus didampingi oleh rasa kepercayaan antar sesama agar dapat terjalin kesepakatan bersama dalam membangun sebuah bangsa yang adil dan makmur.

Jiwaku adalah diponegoro adalah hal yang harus diterapkan dalam membangun bangsa ini untuk saat ini dan untuk kedepannya nanti. Secara tidak langsung pangeran diponegoro telah mewariskan sikap teladannya kepada bangsa ini melalui figurnya yang pemberani, pantang menyerah,membela kaum yang lemah,ketaatan akan agamnya serta kesederhananaan dari perilakunya dapat kita teruskan bersama-sama dalam melindungi bangsa Indonesia dari pihak-pihak luar yang ingin menghancurkan bangsa ini. Melalui nilai perjuangannya agar kita tanamkan figurnya dalam jiwa kita sehingga menjadi jiwa diponegoro yang mampu membawa perubahan positif untuk bangsa saat ini dan masa yang akan datang. Dimulai dari mendengar nilai-nilai perjuangan diponegoro, lalu berlanjut dengan lebih mendalami lagi kisah perjuangannya hingga sampai pada tahap untuk kita menerapkan dan meneruskan upaya diponegoro dalam melindungi bangsa Indonesia dari musuh-musuh luar ataupun dalam dan juga terus bergerak dalam menegakan keadilan dan kebenaran yang pada akhirnya akan mewujudkan terciptannya bangsa Indonesia yang kaya akan persatuan dan kesatuan serta terselenggaranya kesejahteraan yang diinginkan rakyat bersama pada saat ini hingga masa yang akan datang.

BAB IV

KESIMPULAN

·         Pangeran Diponegoro adalah sosok yang mempunyai nilai-nilai perjuangan yang tinggi. Perjuangannya dalam menegakan keadilan dan kebenaran serta dalam mempertahankan tradisi dan budaya yang ada di negeri ini dari ancaman pihak asing sangatlah patut untuk kita jadikan acuan dan referensi dalam membangun bangsa ini untuk saat ini dan masa yang aan datang. Oleh karena itu  janganlah kita hanya mendengarkan saja nilai-nilai perjuangan Pangeran Diponegoro namun harus juga menerapkan perjuangan itu untuk saat ini dan masa yang akan datang.

SARAN

·         Diharapkan kepada seluruh warga negara Indonesia khususnya untuk generasi muda penerus bangsa agar menegakan dan menerapkan  panji-panji Diponegoro dalam membangun bangsa ini.

·         Diharapkan kepada semua generasi muda penerus bangsa agar selalu meneladani nilai-nilai perjuangan Pangeran Diponegoro dalam menegakan keadilan dan kebenaran demi terwujudnya kemakmuran bersama untuk saat ini dan yang akan datang.

DAFTAR PUSTAKA

http://wangsawijaya.wordpress.com/2009/02/08/biografi-pangeran-diponegoro/

http://zenc.wordpress.com/2007/06/13/sepenggal-sejarah-pangeran-diponegoro/

http://id.wikipedia.org/wiki/Perang-Diponegoro

http://www.sufiz.com/kisah-mujahid/pangeran-diponegoro-singa-jawa-dari-keraton-yogjakarta.html

http://www.biografitokohdunia.com/2011/03/pangeran-diponegoro.html

Atikel: pangeran diponegoro sebagai seorang bangsawan jawa, arsitek dan sastrawan-Drs.Supriyo Priyanto, MA